Bulan ramadhan memang bulan penuh berkah, tak hanya penuh berkah namun juga penuh kegiatan bagi pac kami, usai berkeliling kecamatan dua pekan sekali untuk buka bersama di gria anggota pac, seperti tahun-tahun sebelumnya pac jua tak mau kalah dan membuat acara buka bersama atas nama pac sendiri.
Setelah berbagai undangan menyebar, seluruh anggota berkumpul demi melaksanakan musyawarah tentang teknis, panitia, serta konsep berbuka bersama yang akan di laksanakan nanti termasuk tempat dan waktu yang efektif. Seperti biasa rapat di pac kami selalu terslenggara seru (semuanya turu hahaha).
“assalamualaikum” moderator membuka jalannya rapat dengan tereret -tereret yang bejibun hingga rapat di mulai dan menghasilkan :
hari : h ke 25 ramadhan
jam : 14.00 wib minimal lambat satu sampai dua jam. Maklum teladan.
Tempat : pondok pak sodik
dan berbagai teknis yang tak bisa saya sebutkan satu persatu.
Dari niat hati kami membuat acara buka bersama kami yang bocor ke bapak mwc sebelum kami mengundang beliau, kami di panggil oleh bapak-bapak terhormat (sebut saja mawar dan melati). Buat yang belum tau mawar dan melati, mawar adalah ketua tanfid di induk organisasi kami, ibarat gerombolan singa mawar adalah saang raja yang memimpin para singa jantan dewasa yang amat di takuti, terutama bagi kami yang hanya mengampu organisasi anak singa berandalan. Nah si melati adalah bendahara dari mawar, beliau yang mengurus ada atau tidaknya daging bagi seluruh kawanan, mulai dari bunda singa sampai anak singa seperti kami. Dengan kata lain tak menurut berati tak ada daging atau uang sebagai pelancar kegiatan.
“mas, nanti bakda tarawih saya tunggu di rumah !” pesan singkat dari mawar
“nggeh pak, kulo mriku” jawab kak anang yang kala itu menerima pesan singkat dari mawar.
Kak anang yang masih bingung mengajak kami berangkat setelah tarawih sesuai dawuh mawar dan melati
“ayo nha omahe mawar ! ” ajak kak anang santai
“lapo kak? ” tanya kami tak mengerti
“wes toh ayo, penting iki ! ”
kami pun datang dan di sambut dengan banyak sekali makanan mulai dari sate, rawon, soto daging, soto ayam dan lengkap dengan berbagai minuman yang mewah sekali bagi kami yang cuma anak gembel hehehe.
“monggo mas di makan dulu” ucap mawar
kami ( aku, angga, kak anang,dan ibad) tak tunggu instruksi kedua untuk mengambil makanan tersebut, aku mengambil sedikit nasi dan kuah rawon yang penuh dengan daging, ibad tak tanggung-tanggung bagai mengambil dengan saring ibad menjaaring banyak sekali daging. Kak anang dan angga biasa, tetep jual mahal, maklum hehe.
Usai kami makan dan minum cantik melati membuka pembicaraan penuh wibawa.
“katanya pac mau ada buka bersama mas?”penuh tanda tanya memancing.
“nggeh pak!” jawab kak anang mewakili kami.
“lha katanya lokasinya di tempatnya pak sodik (nama samaran)?” sambung melati mulai menuju pokok pembicaraan.
“enggeh pak, !” kami menjawab enggah-enggeh saja belagak bego walau aslinya taak tahu apa-apa.
“lha katanya ngundang pak salist ?” tanya melati menuju klimaksnya pembicaraan.
Kami semua tertawa dalam hati mengingat pembicaraan ini sudah amat kami duga saat kami berada di rumah suka duka, kamipun sudah mempersiapkan jawaban yang relefan demi menghindar dari dosa. ngomong-ngomong Pak salist adalah calon dpr dukungan pak sodik dalam pesta demokrasi 9 april 2014, yang bertepatan saingan dari calon yang di ajukan oleh mawar dan melati yaitu pak selamat.
“pak salist ? Mboten pak !” kak anang berkialah mengingat kami memang tek mengundang atau mengenal beliau.
“hm, terus jare sopo iku pak ? lha terus kenapa kok lokasinya di pak sodik, di mwc saja!” melati mengalihkan pembicaraan. “jare sinten niku pak mawar?”
“walah kirangan pak?” mawar menanggapi.
“ya sudah, tempatnya di ganti saja ! Pindah di mwc !” saran melati tegas.
“IPNU itu tak usah bermain politik!” melati membuka pembicaraan lagi “soalnya kita itu punya calon sendiri, calon kita itu pak selamat, nanti ajukan proposal ke sana pasti di kasih, itung-itung buat tambahan kegiatan!” lanjut menghimbau.
Kami hanya senyam-senyum dan manggut-manggut menanggapi. Kami juga paham satu hal lagi, jangan jual pac karena sudah kami jual lebih mahal hahaha.
Pak mawar dan melatipun berbicara panjang lebar kali tinggi seputar apa yang harus di lakukan dan pantangan dari pac kami, sambil mengeluarkan uang dari dompetnya.
Dua lembar sukarno hatta pun di serahkan pada kami sebagai uang nurut, dengan syarat lokasi kegiatan buka bareng kami, berpindah menuju mwc.
“tapi pak, mwc kan sedang di bangun, dan banyak besi berserakan pak?” jawab kak anang sambil menerima uang dari pak mawar.
“pak aku sampian pinjami uang dulu pak, tiga ratus ribu pak. Alah timbang besi sedikit saja, di pindahkan kan bisa !” sambil memberikan lagi tiga lembar sukarno ke pada kak anang.
“nggeh empon lek ngoten pak! ” jawab kak anang singkat. Lalu setelah beberapa tereret lainnya, kami pamit tuk beranjak ke rumah suka duka kami.
Di sepanjang perjalanan kami tertawa riang mengingat kejadian tadi, berawal dari salah sangka dan berahir dengan lima buah sukarno untuk tambahan acara kami tiga hari yang akan datang. rumah suka duka kami yang semula kosong kembali ramai menyambut kami yang kembali dari panggilan pak mawar melati, kamipun kembali di sibukkan dengan berbagai persiapan buka bersama.
*****
jam sudah beranjak menuju jam 12.00 wib. Kami mempersiapkan berbagai kepentingan untuk acara ini. Mulai dari terpal, tikar, karpet, sampai pot bunga sebagai hiasan untuk tempat tamu kehormatan termasuk pak mawar melati.
Acara kami sangat meriah di hadiri oleh pak selamat sebagai calon yang tempo hari di bincangkan oleh pak mawar siap bertempur dalam pesta demokrasi beberapa bulan kedepan. Pak selamat pun memberikan sepenggal sambutan sebagai pembuka acara. Dan di ahiri oleh takjil dan semangkuk bakso sebagai pengikat persaudaraan kami
“besok kalau ada acara kita ngundang pak salist yuk ? Biar dapat uang lagi hahahaha!”
kamipun tertawa ruang saat menceritakan kejadian uang pak salist, bukan uang dari pak salist tapi uang karena pak salist.
Setelah berbagai undangan menyebar, seluruh anggota berkumpul demi melaksanakan musyawarah tentang teknis, panitia, serta konsep berbuka bersama yang akan di laksanakan nanti termasuk tempat dan waktu yang efektif. Seperti biasa rapat di pac kami selalu terslenggara seru (semuanya turu hahaha).
“assalamualaikum” moderator membuka jalannya rapat dengan tereret -tereret yang bejibun hingga rapat di mulai dan menghasilkan :
hari : h ke 25 ramadhan
jam : 14.00 wib minimal lambat satu sampai dua jam. Maklum teladan.
Tempat : pondok pak sodik
dan berbagai teknis yang tak bisa saya sebutkan satu persatu.
Dari niat hati kami membuat acara buka bersama kami yang bocor ke bapak mwc sebelum kami mengundang beliau, kami di panggil oleh bapak-bapak terhormat (sebut saja mawar dan melati). Buat yang belum tau mawar dan melati, mawar adalah ketua tanfid di induk organisasi kami, ibarat gerombolan singa mawar adalah saang raja yang memimpin para singa jantan dewasa yang amat di takuti, terutama bagi kami yang hanya mengampu organisasi anak singa berandalan. Nah si melati adalah bendahara dari mawar, beliau yang mengurus ada atau tidaknya daging bagi seluruh kawanan, mulai dari bunda singa sampai anak singa seperti kami. Dengan kata lain tak menurut berati tak ada daging atau uang sebagai pelancar kegiatan.
“mas, nanti bakda tarawih saya tunggu di rumah !” pesan singkat dari mawar
“nggeh pak, kulo mriku” jawab kak anang yang kala itu menerima pesan singkat dari mawar.
Kak anang yang masih bingung mengajak kami berangkat setelah tarawih sesuai dawuh mawar dan melati
“ayo nha omahe mawar ! ” ajak kak anang santai
“lapo kak? ” tanya kami tak mengerti
“wes toh ayo, penting iki ! ”
kami pun datang dan di sambut dengan banyak sekali makanan mulai dari sate, rawon, soto daging, soto ayam dan lengkap dengan berbagai minuman yang mewah sekali bagi kami yang cuma anak gembel hehehe.
“monggo mas di makan dulu” ucap mawar
kami ( aku, angga, kak anang,dan ibad) tak tunggu instruksi kedua untuk mengambil makanan tersebut, aku mengambil sedikit nasi dan kuah rawon yang penuh dengan daging, ibad tak tanggung-tanggung bagai mengambil dengan saring ibad menjaaring banyak sekali daging. Kak anang dan angga biasa, tetep jual mahal, maklum hehe.
Usai kami makan dan minum cantik melati membuka pembicaraan penuh wibawa.
“katanya pac mau ada buka bersama mas?”penuh tanda tanya memancing.
“nggeh pak!” jawab kak anang mewakili kami.
“lha katanya lokasinya di tempatnya pak sodik (nama samaran)?” sambung melati mulai menuju pokok pembicaraan.
“enggeh pak, !” kami menjawab enggah-enggeh saja belagak bego walau aslinya taak tahu apa-apa.
“lha katanya ngundang pak salist ?” tanya melati menuju klimaksnya pembicaraan.
Kami semua tertawa dalam hati mengingat pembicaraan ini sudah amat kami duga saat kami berada di rumah suka duka, kamipun sudah mempersiapkan jawaban yang relefan demi menghindar dari dosa. ngomong-ngomong Pak salist adalah calon dpr dukungan pak sodik dalam pesta demokrasi 9 april 2014, yang bertepatan saingan dari calon yang di ajukan oleh mawar dan melati yaitu pak selamat.
“pak salist ? Mboten pak !” kak anang berkialah mengingat kami memang tek mengundang atau mengenal beliau.
“hm, terus jare sopo iku pak ? lha terus kenapa kok lokasinya di pak sodik, di mwc saja!” melati mengalihkan pembicaraan. “jare sinten niku pak mawar?”
“walah kirangan pak?” mawar menanggapi.
“ya sudah, tempatnya di ganti saja ! Pindah di mwc !” saran melati tegas.
“IPNU itu tak usah bermain politik!” melati membuka pembicaraan lagi “soalnya kita itu punya calon sendiri, calon kita itu pak selamat, nanti ajukan proposal ke sana pasti di kasih, itung-itung buat tambahan kegiatan!” lanjut menghimbau.
Kami hanya senyam-senyum dan manggut-manggut menanggapi. Kami juga paham satu hal lagi, jangan jual pac karena sudah kami jual lebih mahal hahaha.
Pak mawar dan melatipun berbicara panjang lebar kali tinggi seputar apa yang harus di lakukan dan pantangan dari pac kami, sambil mengeluarkan uang dari dompetnya.
Dua lembar sukarno hatta pun di serahkan pada kami sebagai uang nurut, dengan syarat lokasi kegiatan buka bareng kami, berpindah menuju mwc.
“tapi pak, mwc kan sedang di bangun, dan banyak besi berserakan pak?” jawab kak anang sambil menerima uang dari pak mawar.
“pak aku sampian pinjami uang dulu pak, tiga ratus ribu pak. Alah timbang besi sedikit saja, di pindahkan kan bisa !” sambil memberikan lagi tiga lembar sukarno ke pada kak anang.
“nggeh empon lek ngoten pak! ” jawab kak anang singkat. Lalu setelah beberapa tereret lainnya, kami pamit tuk beranjak ke rumah suka duka kami.
Di sepanjang perjalanan kami tertawa riang mengingat kejadian tadi, berawal dari salah sangka dan berahir dengan lima buah sukarno untuk tambahan acara kami tiga hari yang akan datang. rumah suka duka kami yang semula kosong kembali ramai menyambut kami yang kembali dari panggilan pak mawar melati, kamipun kembali di sibukkan dengan berbagai persiapan buka bersama.
*****
jam sudah beranjak menuju jam 12.00 wib. Kami mempersiapkan berbagai kepentingan untuk acara ini. Mulai dari terpal, tikar, karpet, sampai pot bunga sebagai hiasan untuk tempat tamu kehormatan termasuk pak mawar melati.
Acara kami sangat meriah di hadiri oleh pak selamat sebagai calon yang tempo hari di bincangkan oleh pak mawar siap bertempur dalam pesta demokrasi beberapa bulan kedepan. Pak selamat pun memberikan sepenggal sambutan sebagai pembuka acara. Dan di ahiri oleh takjil dan semangkuk bakso sebagai pengikat persaudaraan kami
“besok kalau ada acara kita ngundang pak salist yuk ? Biar dapat uang lagi hahahaha!”
kamipun tertawa ruang saat menceritakan kejadian uang pak salist, bukan uang dari pak salist tapi uang karena pak salist.
Komentar
Posting Komentar