Agustus 2015, seluruh kecamatan, desa Dan pelosok rt sedan bersuka cita menyambut hari lahirnya bangsa yang secara utuh merdeka," sekali merdeka tetap merdeka!" Hari dimana berlimpah perayaan Dan lomba - lomba yang lucu seperti panjat pinang, panjat kerupuk ehh?? Makan kerupuk, lari 100 meter sampai lari ngejar maling pun semuanya lengkap tersaji.
Ya meskipun lomba yang di perlombakan sedikit tidak nyambung dengan kemerdekaan, kami tetap antusias menyambut bulan ke delapan Dari kalender tersebut.
"Gerak jalan?? Apa hubungannya gerak jalan dengan kemerdekaan yaa??" Kata ini selalu tergambar dalam benakku sejak kecil.
Namun mungkin karena sudah mengakar hingga mendarah daging sampai seolah-olah nyambung banget, bahkan agustus Tampa lomba bagai sayur Tampa garam, Tampa air, dan Tanpa sayur.
*****
Sebuah Surat berisikan undangan mengikuti gerak jalan telah sampai do organisasi kami, lengkap dengan formulir pendaftaran yang terlampir, kami pun menyambutnya denag suka cita demi menunjukan exsistensi organisasi, meskipun bukan bertujuan untuk menang, melainkan hanya numpang nampang sekaligus sok hisbul Waton (cinta tanah air) gak nyambung lagi ? APA hubungannya lomba dengan cinta tanah air? Tapi mungkin karena cinta hingga tak perduli harus bebuat APA Kali ya . . ?
"Kid, ayo !! Kasihan teman - teman udah pada haus !" Ajakku pada wakhid sambil menenteng dus AQUNU
"Ayo !" Sahut wakhid
Tiba - tiba nggak ada angin gak ada badai ada orang nyelonong mengambil satu gelas air mineral yang kami tenteng Tampa permisi dan aba - aba.
"Maksudnya APA coba ni orang?" Sambil menyenggol wahid yang juga linglung melihat tingkah manusia talk jelas di depan kami.
Wakhid hanya tersenyun ramah seolah talk terjadi APA - apa.
Tak lama kemudian si manusia aneh pergi menghampiri dan bersandar pada motor do pinggir jalan bagai tanpa dosa
"Nyelonong aja tu orang kid?"
"Embuh, ayo di tulisin Di Jual aja !" Jawab wakhid dengan wajah bagai menemukan rumus baru.
"Ide bagus !" Jawabku Sembari mencari spidol Dan menuliskan kata DI JUAL pada kardus yang kami tenteng. Sesekali kami hadapkan tulisan di jual pada orang yang mengambil air kami tadi dengan tertawa jahat dalam hati HAHAHAHA.
"Anak setan" Mungkin kata ini yang ada dalam hati orang tersebut.
Usai urusan lucu kami dengan bapak setan tadi (ups), kami bersiap menuju barisan berbanjar pada kelompok kami sembari bercerita tentang kejadian lucu tadi hingga tiba giliran kami berlangkah tegap.
Kini tiba giliran kami, kita kami semua berbaris rapi dengan pakaian CBP (corp brigade pembangunan) bagi laki - laki dan KPP (korp pelajar putri) untuk perempuan, yaitu kaos ala anak pramuka dengan kombinasi hitam dan orange, bendera hitam putih sudah ada di depan kami di ikuti suara "langkah tegap maju . . . Jalan!" Dan di sambut oleh yel - yel yang menggelora "PAC MADURAN!" Diikuti oleh suara hentakan langkah yang seirama, kami bak tentara yang membisu di tengah latihan PBB,
"Langkah biasa! Jalan!" Instrruksi kak anang
Langkah kamipun mulai ringan tanpa hentakan dan berganti dengan canda gurauan. Kecuali kalau ada juri hehehe
Di seluruh ruas jalan telah sesak oleh para peserta yang saling salip seolah berlomba mendapatkan garis vinish terlebih dahulu.
" ayo kak, salip wae! " Angga memberi saran tuk mendahului tim ibu - ibu yang berderet panjang sekali.
"Io berangkat" kami pun setuju.
"Langkah luar biasa, jalan!" Kak anang mengintruksi.
????aba - aba macam apa ini ???? Tanpa protes kamipun berhamburan bagai bencong di kejar anjing, peserta lainpun tak kalah heboh menertawakan kami yang berlari tak karuan.
Tawa riang kami pecah saat menyatu lagi dalam barisan yang kembali normal. beberapa saat kemudian kami menepi dan beristirahat sejenak di kiri jalan, meminum air mineral yang bertuliskan di jual di kardusnya.
"Jalan lagi yuk !" Kata mbak puji.
" ayo" aku pun setuju
"Bentar dong?" Salah seorang dari kami manja.
Saat sebentar dan beberapa gelas air habis kami kembali berbaris.
"Langkah tegap maju jalan!"
Suara prok prok sejenak mengiringi langkah kami beberapa meter, di sambung dengan langkah gontai semrawut tak karuan hingga kami melihat dua orang berpakaian rapi mengenakkan seragam olah raga nan serasi duduk di sebuah kursi di kiri jalan membawa pulpen dengan beberapa botol minuman menemaninya.
"Juri - juri" suara kak anang memecah guyonan kami
Seketika kami semua cari muka dengan langkah tegap yang memikat hehe
"Hormaat graak"
Kami semua serentak mengangkat tangan hormat pada juri, atau paling tidak terduga juri, yang di sambut dengan anggukkan kecil dari mereka.
"Tegak grak"
Seirama kami turunkan tangan dan mulai menyanyika mars ipnu - ippnu dengan serempak, serempak salahnya hehe
Satu jaam berlalu Terik merah mentari seolah menguapkan semangat kami yang kini sudah tidak bisa di sebut gerak jalan lagi, lebih cenderung ke Jalan santai tepatnya dan hanya sesekali praktek langkaher regap saat terduga juri berada di kanan atau kiri jalan mengawasi, lebih-lebih saat kamera menjepret kami, kami seolah paham hati satu sama lain dengan menyamakan langah sampai garis finish, menjelang garis finish semua orang kami anggap sebagai terduga juri, baik tukang pentol, tukang es, sampai tukang sampah kami duga sebagai juri yang menyamar (kaya di fillm-film) sampai kami menginjak garis finish dengan semangat menggelora dengan nyanyian mars ipnu-ippnu memekakan telinga sebagai peserta yang paling berisik dalam lomba.
Seusai berjuang mengayunkan langkah yang melelahkan kami bersantai di bawah pohon rindang di sebelah kantor koramil menikmati nasi bungkus yang kak najib siapkan, suasana keakraban kami sangat kental tanpa memperdulikan siapa yang akan menang, siapa yang terbaik, siapa yang paling pandai atau apalah itu? Kami semua lebur dalam canda tawa tanpa canggung.
Sebenarnya aku yakin tim kami tak akan menang dalam lomba ini, jangankan menang di lirik pun tak akan, mengingat komando langkah luar biasa yang menghasilkan lari tak karuan, karena yang kami tahu hanya seribu langkah maju, seribu langkah maju yang menjembatani persaudaraan dan sebagai penguji kekompakan kami, serta mengukur keihlasan kami dalam membela organisasi tercinta kami, sampai negara tercinta kami INDONESIA.
Ya meskipun lomba yang di perlombakan sedikit tidak nyambung dengan kemerdekaan, kami tetap antusias menyambut bulan ke delapan Dari kalender tersebut.
"Gerak jalan?? Apa hubungannya gerak jalan dengan kemerdekaan yaa??" Kata ini selalu tergambar dalam benakku sejak kecil.
Namun mungkin karena sudah mengakar hingga mendarah daging sampai seolah-olah nyambung banget, bahkan agustus Tampa lomba bagai sayur Tampa garam, Tampa air, dan Tanpa sayur.
*****
Sebuah Surat berisikan undangan mengikuti gerak jalan telah sampai do organisasi kami, lengkap dengan formulir pendaftaran yang terlampir, kami pun menyambutnya denag suka cita demi menunjukan exsistensi organisasi, meskipun bukan bertujuan untuk menang, melainkan hanya numpang nampang sekaligus sok hisbul Waton (cinta tanah air) gak nyambung lagi ? APA hubungannya lomba dengan cinta tanah air? Tapi mungkin karena cinta hingga tak perduli harus bebuat APA Kali ya . . ?
"Kid, ayo !! Kasihan teman - teman udah pada haus !" Ajakku pada wakhid sambil menenteng dus AQUNU
"Ayo !" Sahut wakhid
Tiba - tiba nggak ada angin gak ada badai ada orang nyelonong mengambil satu gelas air mineral yang kami tenteng Tampa permisi dan aba - aba.
"Maksudnya APA coba ni orang?" Sambil menyenggol wahid yang juga linglung melihat tingkah manusia talk jelas di depan kami.
Wakhid hanya tersenyun ramah seolah talk terjadi APA - apa.
Tak lama kemudian si manusia aneh pergi menghampiri dan bersandar pada motor do pinggir jalan bagai tanpa dosa
"Nyelonong aja tu orang kid?"
"Embuh, ayo di tulisin Di Jual aja !" Jawab wakhid dengan wajah bagai menemukan rumus baru.
"Ide bagus !" Jawabku Sembari mencari spidol Dan menuliskan kata DI JUAL pada kardus yang kami tenteng. Sesekali kami hadapkan tulisan di jual pada orang yang mengambil air kami tadi dengan tertawa jahat dalam hati HAHAHAHA.
"Anak setan" Mungkin kata ini yang ada dalam hati orang tersebut.
Usai urusan lucu kami dengan bapak setan tadi (ups), kami bersiap menuju barisan berbanjar pada kelompok kami sembari bercerita tentang kejadian lucu tadi hingga tiba giliran kami berlangkah tegap.
Kini tiba giliran kami, kita kami semua berbaris rapi dengan pakaian CBP (corp brigade pembangunan) bagi laki - laki dan KPP (korp pelajar putri) untuk perempuan, yaitu kaos ala anak pramuka dengan kombinasi hitam dan orange, bendera hitam putih sudah ada di depan kami di ikuti suara "langkah tegap maju . . . Jalan!" Dan di sambut oleh yel - yel yang menggelora "PAC MADURAN!" Diikuti oleh suara hentakan langkah yang seirama, kami bak tentara yang membisu di tengah latihan PBB,
"Langkah biasa! Jalan!" Instrruksi kak anang
Langkah kamipun mulai ringan tanpa hentakan dan berganti dengan canda gurauan. Kecuali kalau ada juri hehehe
Di seluruh ruas jalan telah sesak oleh para peserta yang saling salip seolah berlomba mendapatkan garis vinish terlebih dahulu.
" ayo kak, salip wae! " Angga memberi saran tuk mendahului tim ibu - ibu yang berderet panjang sekali.
"Io berangkat" kami pun setuju.
"Langkah luar biasa, jalan!" Kak anang mengintruksi.
????aba - aba macam apa ini ???? Tanpa protes kamipun berhamburan bagai bencong di kejar anjing, peserta lainpun tak kalah heboh menertawakan kami yang berlari tak karuan.
Tawa riang kami pecah saat menyatu lagi dalam barisan yang kembali normal. beberapa saat kemudian kami menepi dan beristirahat sejenak di kiri jalan, meminum air mineral yang bertuliskan di jual di kardusnya.
"Jalan lagi yuk !" Kata mbak puji.
" ayo" aku pun setuju
"Bentar dong?" Salah seorang dari kami manja.
Saat sebentar dan beberapa gelas air habis kami kembali berbaris.
"Langkah tegap maju jalan!"
Suara prok prok sejenak mengiringi langkah kami beberapa meter, di sambung dengan langkah gontai semrawut tak karuan hingga kami melihat dua orang berpakaian rapi mengenakkan seragam olah raga nan serasi duduk di sebuah kursi di kiri jalan membawa pulpen dengan beberapa botol minuman menemaninya.
"Juri - juri" suara kak anang memecah guyonan kami
Seketika kami semua cari muka dengan langkah tegap yang memikat hehe
"Hormaat graak"
Kami semua serentak mengangkat tangan hormat pada juri, atau paling tidak terduga juri, yang di sambut dengan anggukkan kecil dari mereka.
"Tegak grak"
Seirama kami turunkan tangan dan mulai menyanyika mars ipnu - ippnu dengan serempak, serempak salahnya hehe
Satu jaam berlalu Terik merah mentari seolah menguapkan semangat kami yang kini sudah tidak bisa di sebut gerak jalan lagi, lebih cenderung ke Jalan santai tepatnya dan hanya sesekali praktek langkaher regap saat terduga juri berada di kanan atau kiri jalan mengawasi, lebih-lebih saat kamera menjepret kami, kami seolah paham hati satu sama lain dengan menyamakan langah sampai garis finish, menjelang garis finish semua orang kami anggap sebagai terduga juri, baik tukang pentol, tukang es, sampai tukang sampah kami duga sebagai juri yang menyamar (kaya di fillm-film) sampai kami menginjak garis finish dengan semangat menggelora dengan nyanyian mars ipnu-ippnu memekakan telinga sebagai peserta yang paling berisik dalam lomba.
Seusai berjuang mengayunkan langkah yang melelahkan kami bersantai di bawah pohon rindang di sebelah kantor koramil menikmati nasi bungkus yang kak najib siapkan, suasana keakraban kami sangat kental tanpa memperdulikan siapa yang akan menang, siapa yang terbaik, siapa yang paling pandai atau apalah itu? Kami semua lebur dalam canda tawa tanpa canggung.
Sebenarnya aku yakin tim kami tak akan menang dalam lomba ini, jangankan menang di lirik pun tak akan, mengingat komando langkah luar biasa yang menghasilkan lari tak karuan, karena yang kami tahu hanya seribu langkah maju, seribu langkah maju yang menjembatani persaudaraan dan sebagai penguji kekompakan kami, serta mengukur keihlasan kami dalam membela organisasi tercinta kami, sampai negara tercinta kami INDONESIA.
Penulisan katanya ada yg salah
BalasHapushehehe di bantu edit cuy
BalasHapus