Langsung ke konten utama

Jatuh cinta di ITS (institut telon semlaran)

“sesok ayo rujaan wok nok mah ku, lusa aku berangkat ke jakarta ! ” ajak chandra.
“ok,” jawabku singkat.
“ayo taruhan piye? ” tantang kak anang pada kami.
“taruhan apa kak?” angga bertanya tertantang.
“sesok waktu rujaan nok nggone candra kabeh  harus nggowo  cewek dewe-dewe ! Kalo gak nggowo di hukum poko e ! ” sambung kak anang.
kami semua setuju.

*****


Esok harinya jam 07.30 wib.
Aku mendapat telfon dari angga yang tengah panik mengajakku ke its tanpa penjelasan yang jelas dengan panik
“nam, ayo ke its  ?” angga panik.
“arep lapo  ? ” tanyaku bingung, “nggak ada angin nggak ada uang angga ngajak ke its udah gitu panik lagi ada apaan?” Tanyaku dalam hati.
“Lilik tibo! ” sambung angga di sebrang. ( lilik adalah ?? entah pacar, entah gebetan, entah selingkuhan, atau apalah, yang jelas mereka sangat dekat. Namun saling tak mengakui.
“haduh ngga sepurane aku repot, aku sama duwi ”
“ayo toh nam, aku wes ngejak dogog, candra, kak anang gak ono seng iso! ” jawab angga dengan nada kaya pengemis belum makan.
“maaf ngga aku repot!” jawabku menolak.
“yowis lah” TUT TUT TUT . . . telfon mati.

“rul, menurutmu bagusan yang hijau apa yang merah?” tanya duwi.
“yang hijau!” jawabku tak antusias. Satu jam berkeliling pasar mungkin sudah menguapkan semangatku, di tambah segudang pertanyaan dari duwi, yang pabila di jawab apapun, dia tetap akan memilih pakaian yang ia suka.
“tapi kayaknya bagusan yang merah rul!” jawab duwi. (tepat seperti yang ku perkirakan).
     “terus kenapa tadi nanya???” jawabku.
huh, semoga hari penitipan pacar ini cepat berahir!” keluhku dalam hati.
“pasar cepatlah tutup !” atau
“aziz, cepat pulang dari reuni !” mulia sekali sahabatku satu ini, menitipkan pacarnya sementara dia bersenang-senang dalam reuni sekolah. tak hanya menitipkan, aku mendapat bonus tambahan, menenteng belanjaan, sekaligus sebagai konsultan fashion yang pendapatnya tak di gubris.
Puas menerobos lorong-lorong sempit pasar (dengan menenteng belanjaan), duwi dan aku berjalan pulang melewati lorong utama pasar.
“merdeka !!!!” sebentar lagi aku keluar.
Di sepanjang perjalanan pulang, aku melihat seorang cewek menatapku kebingungan, kemudian menyapa.
“kak anam, kok?”
aku mencoba memastikan cewek hitam manis yang berada di depanku.
“nabila ?” kemudian kami berlalu tanpa melanjutkan kata.

Sesaat kemudian.
Tiiit, hpku berbunyi. Sebuah sms
kak anang : nam, aku di sms nabila “bukane panda wes budal? Kok aku ketemu anam karo cewek?” hayo amu metu karo sopo?
Catatan : panda adalah pacarku, dia hendak ke samarinda dalam waktu dekat ini.
Dan Nabila, meskipun kami sering berbalas pesan, kami tak pernah bertatap mata lagi sejak makesta di parengan, jadi aku agak lupa akan paras gadis mungil yang satu itu. Tapi intinya aku GR. “cie, nabila perhatian padaku !”.
setelah sepatah sapaan, meskipun tanpa mengucap sepatah kata lagi, aku kembali memikirkan si hitam manis yang aku temui tadi. Sepertinya debar cinta yang beberapa minggu tertanam mulai tumbuh menyemaikan bunga-bunga indahnya (haha, aku puitiskan ?).
Curhat, aku adalah tipe orang yang mudah suka pada seseorang, namun untuk mencintai, bagiku adalah hal yang sulit, butuh puluhan hari proses dalam mencapainya. Namun untuk cewek yang satu ini kok beda ya? padahal aku punya pacar.
“siapa tadi rul?” duwi memecah lamunanku.
“nabila, manis ya ?” jawabku singkat.
“huuuuuu !!!” sekarang berganti duwi yang acuh.
“ anterin aku pulang ya, nanti jemput jam satu !” sambung duwi.
“ok !”
hari ini adalah hari yang di janjikan oleh kami semua.
“siapa yang gak bawa cewek di acara chandra, dia harus di hukum !.
Sebenarnya aku ingin mengajak nabila, namun duwi juga cukup cocok, jadi aku mengajak duwi.
Aku mengantarkan duwi, kemudian langsung cap cus  ke camp tercinta, di sana ibad dan chandra sedang ngerumpi bersama.
“he, bad, aku tadi di jak  angga ke semlaran !” aku nimbrung.
“aku juga wok! Aku emoh tapi ! ” jawab ibad.
“aku yo io !” sahut chandra.
“katanya mbak lilik tibo ? Tapi kayaknya cuma akal-akalan kak anang?” aku menebak.
“io, emang kelakoane kak anang ” jawab ibad dan candra.
Pertanyaanya adalah, apakah kelakoane kak anang?
Hari ini bertepatan dengan ulang tahun angga, dan dalam siasat menjebak angga, kak anang mempunyai rencana busuk, yaitu :
1. menyuruh mbak lilik sms angga “aku tibo, nok semlaran!”
2. secara tidak langsung menyuruh kami semua agar tidak mau menengok mbak lilik ke semlaran, bila angga mengajak.
3. pura-pura, berita mbak lilik tibo adalah benar adanya.
“deloken to nam, engko angga lak cerito tentang mbak lilik, cerito mari nyambangi mbak lilik, cerito tentang keadaanne mbak lilik, mbek pokok e sok tau lah, padal gak sama sekali ! ” ucap chandra. Chandra adalah mahluk yang paling pendiam dalam grombolan kami, juga paling teliti pada sifat dan sikap kami, tapi bukan berarti dia pendiam, intinya sama saja lah.
“masak sih can? Tanyaku.
“io, lihat nanti, angga ma emang kaya gitu. Cerita kaya bener-bener kejadian, padahal nggambar   !” sahut ibad.
“wes toh, engko delok en! ” bela chandra.
Tak lama berselang, angga datang sambil tergopoh.
“kondi ngga  ? ” tanya ibad, entah memancing atau memang ingin menunjukkan.
“ko semlaran, ndelok lilik. amu tak jak gak gelem  ! ”jawab angga yang sepertinya sebentar lagi terjebak.
“nha kok, amu ngerti mbak lilik nok endi ? ” ibad semakin menggila. Aku dan chandra hanya senyum menahan  tawa.
“ngerti wong sms kok, cae lho nok mae koncone ! ” bantah angga yang sepertinya belum sadar jika di permainkan.
“nha mbak lilik piye ? ” ibad bertanya sambil mulai senyum-senyum.
“kakinya luka semua, tangannya juga, pokoknya kasian banget wook  !” angga menjawab, kemudian berlalu pergi. Padahal mbak lilik sekarang mungkin sedang memesan kue untuk ulang tahun angga, sambil senyum-senyum memikirkan reaksi sang angganya.
“hahahaha, io kan ?” kata chandra, di iringi tawa renyah memenuhi ruangan, mendengar jawaban serta reaksi angga yang bagai orang mabuk.
“hahaha, bener banget chan !” aku benar-benar heran, chandra sudah bagai ahli ramal menerjemahkan waktu mendatang, dan semua ramalannya akurat. Aku mulai berpikir memanfaatkan chandra untuk judi tebak skor bola, atau togel kalau bisa.
“geknane malah cerito luweh nglantur maneh nam , hahaha ” ibad meyakinkan.
Saat jam mengusyaratkan pukul 12.00 wib. Kami kembali ke habitat masing-masing. Ibad beranjak pulang, chandra mempersiapkan acara, sedang aku menjemput duwi.

Tiiit, hpku berbunyi lagi, sms.
Kak anang : nam, engko nabila titik en, jarene gelem melok ! ”
“siap kak !” balasku singkat.
“lho wes tak kei kesempatan toh ? ” balas kak anang menggoda.
“yes :) !” sorakku dalam hatii, ahirnya. “Terima kasih ketua playboy!”.
“ayo rul berangkat !” duwi keluar dari rumah.
“ayo!” di sepanjang perjalanan aku dan duwi bercerita panjang lebar tentang nabila, hingga dua puluh menit berlalu dan kami sampai di rumah chandra.
“ayo masuk wi, nanti aku jemput nabila dulu !”
“ia, kesempatan yah ?” goda duwi padaku.
Aku melaju ke arah siwuran, mengendarai silvi tersayang, silvi adalah motor mio milikku yang berwarna silver, aku menamainya silvi.
Aku agak kebingungan mencari rumah nabila, ini pertama kalinya aku ke rumahnya, berbekal kisi-kisi lewat sms dari nabila, aku terus malaju, hingga menemukan gang yang di kisi-kisikan. Meskipun begitu aku masih bingung dan memutuskan bertanya pada seseorang yang bersantai di rumahnya.
“mbak, griyane fitri nabilah niku pundi ? ” aku bertanya pada embak-embak.
“eh, iku cong  pagar putih !” jawab embak tadi, sambil menunjuk sebuah rumah. Nabila sedang keluar melampaui pagar rumahnya.
“makasih mbak, monggo  !” aku segera menghampiri nabila.
“ayok !”
“ia!” jawab nabila canggung, meskipun sebenarnya saat di telfon nabila agak cerewet.
Kami kambali bertolak ke rumah chandra.
Setiba kami di rumah chandra, keadaan di sana sudah sangat ramai. Ada ibad dengan pasngannya, chip dengan indra, kak anang dengan mbak bunda, pahat, zudi, mujib dan tentunya aku menggandeng nabila (aslinya sih gak gandengan), oh ia juga ada duwi serta, angga dan mujib dalam posisi terikat kuat di pohon.
Nabila mungkin kebingungan, melihat pemandangan tak lumrah ini, angga bagai kambing hendak di kurbankan, berteriak tak karuan, terlebih saat kak anang melepaskan ikatan mujib.
“iki opo gak adil, mujib yo kan gak nggowo  cewek ? ” angga penuh tanda tanya. Hari ini angga gak membawa pasangan, kerena settingnya lilik sedang terbaring karena jatuh dari motor dengan beberapa luka di kaki dan tangan (menurut cerita angga).
BYOOOR, seluruh ungakapan kekesalan angga terhenti saat satu tong penuh air mengguyur tubuhnya. Di susul tiga butir telur dan satu kilogram tepung mendarat di wajah dan tubuhnya.
“ah curang !!” teriak angga sekali lagi.
Yang di sambut dengan lagu selamat ulang tahun yang di nyanyikan oleh mbak lilik, sambil memegang kue ulang tahun.
“jare mbak lilik tibo ngga ? ” ibad menggoda angga.
“Mbak lilik, kaki pian yang mana yang sakit ?” tanyaku pada mbak lilik. Saat itu entah angga merasa malu atau tidak, yang jelas dia salah tingkah hehe.
“iku amu tak bujuk i, salahe gak gelem tak jak kabeh ! ”
“ya ngga alasan, huuuuuuuuu !” sorak kami semua pada angga.
Dan sejak saat itu, kami sering menggoda angga, entah soal mbak lilik, entah soal pacar-pacarnya yang lain, atau perihal kebohongan angga yang terbongkar. Namun semua bagai angin lalu, beriringan menyapu deru hijau pepohonan, terus mendesir tiada henti, bagai persahabatan dan persaudaraan kami.

#edisi husus Angga



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Harlah IPNU IPPNU, PAC MADURAN gelar pesta kembang api

Dalam memperingati hari lahir suatu organisasi tentunya perayaan dan peringatan merupakan sebuah hal yang wajib, oleh karena itu PAC IPNU IPPNU Maduran mengadakan peringatan hari lahir IPNU ke 62 dan IPPNU Ke 61 dengan berbagai lomba dan berpuncak pada gebyar shalawat Pelajar dan santri se kabupaten lamongan yang akan di hiasi puluhan kembang api yang meriah.

(RAKER) Rapat Kerja IPNU IPPNU Ranting Srampat

Anggota PAC IPNU IPPNU Maduran & PR IPNU IPPNU Desa Srampat Pada, 31 januari 2016. diadakan (RAKER) Rapat Kerja IPNU IPPNU Ranting Srampat yang dimulai pada Pukul 09.00 WIB. Yang bertempat di Madrasah Diniyah Desa Srampat. Kegiatan tersebut diawali dengan kegiatan Ice Breaking yang di isi oleh Pengurus PAC (Pimpinan Anak Cabang) IPNU IPPNU Maduran, dan dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua IPNU IPPNU Ranting Srampat dan Ketua IPNU PAC Maduran. kegiatan tersebut diselingi dengan Ice Breaking dan di akhiri dengan istirahat sholat Dzuhur. Dan sekitar jam 14.00 WIB kegiatan dilanjutkan dengan materi kepemimpinan yang disampaikan oleh I’adatul Magfiro selaku Ketua IPPNU PAC Maduran, dan se-usainya penyampaian materi kegiatan dilanjutkan dengan (RAKER) Rapat Kerja  IPNU IPPNU Ranting Srampat. Dengan berurutan perwakilan  tiap Departemen dalam Rapat Kerja maju ke depan membacakan Program Kerja yang akan disepakati bersama dengan seluruh Anggota IPNU IPPNU Ran...

ketua umum IPPNU PP dari masa ke masa

1. Dra Hj umroh mahfudhoh (1955-1956) 2. Hj Basyiroh saimuri (1956-1960) 3. Hj machmudah Nachrowi (1960-1963) 4. Dra Hj Faridah Purnomo (1963-1966) 5. Dra Hj Machsanah Asnawi (1966-1976) 6. Dra Hj Ratu Ida mawaddah Noor (1976-1981) 7. Dra Hj Misnar ma'ruf Bachtiar (1981-1988) 8. Dra Hj Titien Asiah wahiduddin (1988-1996) 9. Dra Hj Ulfah Mashfufah (1996-1999) 10. Dra Hj Safira machrusah(1999-2003) 11. Ratu dian hatifah (2003-2006) 12. Siti Soraya Devi (2006-2009) 13. Hj Wafa Patria Umma (2009-2012) 14. margaret Aliyah Maimunah (2012-2015) 15. puti hasniyah (2015-2018)