kamis, 10 Maret 2016 Jamang, seperti biasanya kita pelajar, pemuda dusun jamang setiap kamis malam Jumat melaksanakan rutinitas agenda dg beberapa rangakaian acara, setelah maghrib di isi dengan pembacaan yasin dan tahlil kemudian isya' kita sholat berjamaah bersama, setelah itu pembacaan sholawat dzibaiyyah. jelas programnya seperti itu.
yah....begitulah setitik bagian dari tradisi NU. dalam artian masih banyak lagi, yg mungkin belum kita ketahui. dan harus kita ketahui. Pikirku sebagai anggota.
setelah rutinitas selesai, yg menjadi asyik adalah kita berdiskusi bersama ketua IPPNU ranting dan pembina IPNU, sebut saja namanya Pak Ashar, beliau juga masuk di jajaran pengurus PAC Maduran loh.. menjabat sebagai wakil ketua tepatnya. tp, sepertinya kita jarang duduk bareng bicara sama beliau di PAC, mungkin karna kendala kesibukan yg beragam. membuat kita jarang ketemu. ketika berdiskusi beliau memberi arahan-arahan terkait agenda di ranting. beliau juga menekankan bahwa di organisasi kita bukan hanya di isi dengan agenda rutinitas2 saja. tp masih banyak lagi yg perlu di maksimalkan, beliau menjelaskan bahwa dalam organisasi kita ternyata masih ada yg belum tersentuh yaitu bagian keilmuan. Pikirku setuju dg dikatakan. karna menurut saya itu terlalu awal dan berat bagi anggota yg masih menyesuaikan diri. beliau menegaskan lagi katanya seandainya kita bisa menerapkan triologi kita yakni belajar, berjuang dan bertaqwa maka pasti kita akan hebat kita akan luar biasa. caranya bagaimana ?? ya belajar, membaca, ngaji, hormati guru, neladani ulama', dll. bukan hanya gumbal gumbul trus foto selfie, di uplod di Fb hehe...intinya ruh dari organisasi ini adalah pendidikan. jelasnya seperti itu.
berangkat dari situ ternyata sangat banyak sekali ilmu yg dapat kita ambil manfaatnya dari duduk bareng dan berdiskusi. mbah kita pendiri NU KH Hasyim Asy'ari saja itu ternyata berjuang bukan semata-mata karna ingin berdakwah agama islam saja ala ahlussunnah wal jamaah. tp. juga bagaimana warga NU itu hebat di zaman yg tak lagi sama. terlebih santri-santrinya harus bisa memimpin, memegang dunia.
saya menyimpulkan,bahwa mendengarkan penjelasan orang itu penting, menjadi pendengar yg baik. meskipun tak jarang kita juga bisa membuat orang mendengarkan kita. faham ku sambil menganggutkan kepala.
kembali ke diskusi, setelah mendengarkan arahan dari pembina, dan kita bisa menerimanya. maka selesailah pertemuan kali ini. dan bisa sambung di kemudian hari.
jum'ah barookah.
yah....begitulah setitik bagian dari tradisi NU. dalam artian masih banyak lagi, yg mungkin belum kita ketahui. dan harus kita ketahui. Pikirku sebagai anggota.
setelah rutinitas selesai, yg menjadi asyik adalah kita berdiskusi bersama ketua IPPNU ranting dan pembina IPNU, sebut saja namanya Pak Ashar, beliau juga masuk di jajaran pengurus PAC Maduran loh.. menjabat sebagai wakil ketua tepatnya. tp, sepertinya kita jarang duduk bareng bicara sama beliau di PAC, mungkin karna kendala kesibukan yg beragam. membuat kita jarang ketemu. ketika berdiskusi beliau memberi arahan-arahan terkait agenda di ranting. beliau juga menekankan bahwa di organisasi kita bukan hanya di isi dengan agenda rutinitas2 saja. tp masih banyak lagi yg perlu di maksimalkan, beliau menjelaskan bahwa dalam organisasi kita ternyata masih ada yg belum tersentuh yaitu bagian keilmuan. Pikirku setuju dg dikatakan. karna menurut saya itu terlalu awal dan berat bagi anggota yg masih menyesuaikan diri. beliau menegaskan lagi katanya seandainya kita bisa menerapkan triologi kita yakni belajar, berjuang dan bertaqwa maka pasti kita akan hebat kita akan luar biasa. caranya bagaimana ?? ya belajar, membaca, ngaji, hormati guru, neladani ulama', dll. bukan hanya gumbal gumbul trus foto selfie, di uplod di Fb hehe...intinya ruh dari organisasi ini adalah pendidikan. jelasnya seperti itu.
berangkat dari situ ternyata sangat banyak sekali ilmu yg dapat kita ambil manfaatnya dari duduk bareng dan berdiskusi. mbah kita pendiri NU KH Hasyim Asy'ari saja itu ternyata berjuang bukan semata-mata karna ingin berdakwah agama islam saja ala ahlussunnah wal jamaah. tp. juga bagaimana warga NU itu hebat di zaman yg tak lagi sama. terlebih santri-santrinya harus bisa memimpin, memegang dunia.
saya menyimpulkan,bahwa mendengarkan penjelasan orang itu penting, menjadi pendengar yg baik. meskipun tak jarang kita juga bisa membuat orang mendengarkan kita. faham ku sambil menganggutkan kepala.
kembali ke diskusi, setelah mendengarkan arahan dari pembina, dan kita bisa menerimanya. maka selesailah pertemuan kali ini. dan bisa sambung di kemudian hari.
jum'ah barookah.
by : I'aadatul Maghfiroh
Komentar
Posting Komentar