Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2014

kartu asmono galau

K.H. Idham Chalid

Menyebut nama Kiai Idham Chalid, ingatan kita tentu akan melayang pada gonjang-ganjing NU pada tahun 1982-1984, yang melahirkan sekaligus menghadapkan dua kubu tokoh-tokoh nahdliyyin: kubu Cipete dan kubu Situbondo. Konflik internal NU itu juga yang kemudian membuat Idham dianggap kontroversial. Bahkan ia dijuluki “politikus gabus”, karena dianggap  tidak memiliki pendirian. Tak banyak yang mau melihat sisi lain kebijakan-kebijakan Kiai Idham, yang sebenarnya sangat NU dan sangat Sunni. Sebagai politisi besar NU yang lihai, Idham memang memainkan dua lakon berbeda, sebagai politisi dan ulama. Sebagai politisi, ia melakukan gerakan strategis, dan bila perlu kompromistis. Sebagai ulama, ia bersikap fleksibel, tapi tetap tidak terlepas dari jalur Islam dan tradisi yang diembannya. Semua itu ia lakukan sebagai bagian dari upaya kerasnya menjaga stabilitas kalangan bawah nahdliyyin, yang menjadi tanggung jawabnya, agar selamat fisik dan spiritual melewati masa-masa gawat transisi

IPNU IPNU Kec. Maaduran

IPNU – IPPNU Kec Maduran. Seberapa kenal sih kita dengan mereka ? Apa sih IPNU – IPPNU itu ? Kenapa Harus IPNU – IPPNU ? Apa sih Manfa’at IPNU – IPPNU ? Telinga kita mungkin sering mendengar akan pertanyaan di atas, tanpa kita sadari ada banyak sekali pelajar yang   tiada mengenal   IPNU maupun IPPNU, di akui atau tidak ini merupakan bukti nyata akan bobroknya sistim pengkaderan kita, setidaknya itu yang dapat kami simpulkan. Bahkan   sebagian orang menganggap bahwa IPNU – IPPNU itu ehhh, Nggak banget. Padahal mereka sama sekali tak tahu akan yang mereka justifikasikan tersebut. Dan ini lah yang sebenarnya ingin sekali kami rubah.. Dengan memberikan citra yang modern yang kami sisipkan di berbagai kegiatan di IPNU – IPPNU khususnya di kec. Maduran, Dengan membuat program kerja yang menyenangkan, Namun tetep ada manfaat dan dengan menimabang akan madhorot tentunya. Kegiatan apa saja sih contohnya ? Kami dari PAC IPNU – IPPNU Maduran Mempunyai banyak sekali program ker

BID`AH tidak = SALAH

Bid'ah,  apasih bid'ah itu ? البدعة فعل ما لم يعهد فى  عصر  رسول الله “Bid`ah adalah mengerjakan sesuatu yang tidak pernah dikerjakan di zaman Rosulullah” Apa Bid'ah = SALAH ? 1. Bid`ah wajibah Yakni bid`ah yang dilakukan untuk mewujudkan hal-hal yang wajib oleh syari` seperti mempelajari nahwu, shorof, balaghoh, dll. Sebab hanya dengan ilmu tersebut seseoran dapat memahami Al qur`an dan hadis secara sempurna. 2. Bid`ah Mandubah Yakni segala sesuatu yang baik, tapi tidak pernah dilakukan pada masa Rosulullah, seperti sholat tarawih 20 rakaat berjama`ah sebulan penuh yang dicetuskan oleh sahabat umar, pembukuan Al qur`an oleh sahabat Abu Bakar, Modifikasi yang dilakukan oleh sahanat Usman dengan memberi tambahan adzan sebelum Khutbah, penulisan, pemberian harokat, nomor surat dalam Al qur`an oleh sahabat Usman, mendirikan Madrasah, Pesantren dll.

KH. Hasjim Asyari

Kyai Haji Mohammad Hasyim Asy’ari, bagian belakangnya juga sering dieja Asy’ari atau Ashari, lahir 10 April 1875 (24 Dzulqaidah 1287H) dan wafat pada 25 Juli 1947; dimakamkan di Tebu Ireng, Jombang, adalah pendiri Nahdlatul Ulama, organisasi massa Islam yang terbesar di Indonesia. Riwayat Keluarga KH Hasyim Asy’ari  adalah putra ketiga dari 11 bersaudara. Ayahnya bernama Kyai Asyari, pemimpin Pesantren Keras yang berada di sebelah selatan Jombang. Ibunya bernama Halimah. Dari garis ibu, Hasyim merupakan keturunan kedelapan dari Jaka Tingkir (Sultan Pajang). Hasyim adalah putra ketiga dari 11 bersaudara. Namun keluarga Hasyim adalah keluarga Kyai. Kakeknya, Kyai Utsman memimpin Pesantren Nggedang, sebelah utara Jombang. Sedangkan ayahnya sendiri, Kyai Asy’ari, memimpin Pesantren Keras yang berada di sebelah selatan Jombang. Dua orang inilah yang menanamkan nilai dan dasar-dasar Islam secara kokoh kepada Hasyim. Silsilah Nasab Merunut kepada silsilah beliau, melalui Sunan Giri (R